Ketua DP Prov.Papua Basuki Styono
Telp : 085746641116
FB: basukistyono.jujitsu@gmail.com / jujitsu_papua@yahoo.co.id
Email : ikyushinryu_prov.papua@yahoo.com / ikyushinryu.mutiarahitam@gmail.com
Logo IJI Provinsi Papua dan Logo Dojo SMU Negeri 4 Jayapura, Dojo SMU Negeri 1 Jayapura, Dan Dojo SMP Kartika VI-1
Arena Pertandingan diDojo KKI OSO Sport Center, Perum Grand Wisata, Tambun Selatan, Bekasi.
Foto bersama Jujitsan Papua, Papua Barat, dan Jawa Timur.
Foto bersama Jujitsan Papua, Papua Barat, Jawa Timur, Kalimantan Barat, dan Kalimantan Timur.

Persiapan didepan Mess menuju arena pertandingan.
Foto bersama Para Jujitsan dan Dewan Guru Besar.

Wajah - Wajah Para Juri Persiapan untuk Memimpin Pertandingan.
Foto bersama Para Jujitsan dan Ketua Umum Pengurus IJI Pusat Bapak Dedy Triharjanto.
Foto bersama Para Jujitsan dan Para Guru.
Foto bersama Jujitsan Yuki (Papua) dengan Anggi (Kalimantan Barat).
Foto bersama Para Jujitsan, Jujitsan dari Aceh dan Dewan Guru Besar.
Foto bersama Para Jujitsan, Jujitsan DKI Jakarta dan Dewan Guru Besar.
Foto bersama Penyerahan Medali Juara 1, 2, 3 Komite Putra Kelas D.
Foto bersama Penyerahan Piala Juara Putra Terbaik Putra.
Foto bersama Para Jujitsan dengan Bpk.Waluyo (JATIM), Bpk.Harianto (DKI Jakarta), dan Para Jujitsan Banda Aceh.
Foto bersama Jujitsan Rovita (Papua) dengan Anggi (Kalimantan Barat).
Foto bersama Jujitsan Ahmadi (Papua) dengan Anggi (Kalimantan Barat).
Foto bersama Jujitsan Papua dan Jujitsan Papua Barat.
Foto bersama Para Jujitsan dan Paraguru-guru serta Jujitsan dari Propinsi Lain.




Inti Gerakan Ju-Jitsu

Institut Ju-Jitsu Indonesia adalah beladiri dengan inti 10 gerakan adalah :
1. Tehnik Pengorbanan Bawah (Ukemi Waza)
2. Tehnik Kuda-kuda (Fuddodachi)
3. Tehnik Memukul (Suto Ricki)
4. Tehnik Menangkis (Uke Waza)
5. Tehnik Menendang (Keri Waza)
6. Tehnik Melempar (Nage Waza)
7. Tehnik Mengunci (Kanzetsu Waza)
8. Tehnik Pembelaan Diri (Goshin Jutsu)
9. Tehnik Pernafasan / Tenaga Dalam (Ki Waza)
10.Tehnik Ketahanan Tubuh (Junbi Undo)

Urutan Sabuk/Kyu

Kyu VI (Roku-Kyu) warna sabuk Putih : Siswa
Kyu V (Go-Kyu) warna sabuk Kuning : Siswa : 4 Bulan
Kyu IV (Yon-Kyu) warna sabuk Hijau : Siswa : 4 Bulan
Kyu III (San-Kyu) warna sabuk Oranye : Siswa : 4 Bulan
Kyu II (Ni-Kyu) warna sabuk Biru : Asisten Pelatih II : 8 Bulan dan syarat tertentu
Kyu I (Ik-Kyu) warna sabuk Coklat : Asisten Pelatih I : 12 Bulan dan syarat tertentu

Tingkatan Master (Pelatih) :
Dan I (Shodan) warna sabuk Hitam : minimal 1½ tahun dan syarat khusus dan prestasi
Dan II ( Nidan ) warna sabuk Hitam : minimal 2 tahun dan syarat khusus dan prestasi
Dan III (Sandan) warna sabuk Hitam : minimal 3 tahun dan syarat khusus dan PRESNAS
Dan IV (Yondan) warna sabuk Hitam
Dan V (Godan) warna sabuk Hitam
Dan VI (Shodan) warna sabuk Merah Putih
Dan VII (Shodan) warna sabuk Merah Putih
Dan VIII(Shodan) warna sabuk Merah Putih
Dan IX (Shodan) warna sabuk Merah
Dan X (Shodan) warna sabuk Merah

Tempat Latihan/Dojo

Tempat Latihan/Dojo
1. SMA Negeri 4 Jayapura ( Rabu dan Jumat )
2. SMP Kartika VI - 1 ( Kamis dan Sabtu )
3. SMP Kristus Raja ( Senin dan Sabtu )
4. Lantamal X - Porasko ( Selasa dan Sabtu )

Kejuaraan - Kejuaraan

Kejuaraan – kejuaraan yang ada dalam Ju-jitsu antara lain :
1. Kejuaraan Junior (untuk anak – anak / < 13 tahun)
2. Kejuaraan Amatir (untuk sabuk kuning/Kyu V s/d sabuk cokelat/Kyu I)
3. Kejuaraan Special Fight (untuk Asisten pelatih dan pelatih)
4. Kejuaraan Profesional (untuk Mixed Martial Art)
5. Kejuaraan Nasional Piala Wakil Persiden.
6. Kejuaraan OPEN Pelajar.
7. Lomba Kata (untuk sabuk Kuning sampai dengan sabuk Cokelat)
8. Lomba Kata Tonfa / Tongkat “ T “ (sampai saat ini masih dalam lingkup Polri)
9. Lomba Demo (peragaan teknik Ju-jitsu)
Kejuaraan-kejuaraan tersebut di pertandingkan mulai tingkat antar Dojo sampai dengan tingkat Internasional.

Formulir Gashuku

Silahkan para jujitsan download disini
Formulir GASHUKU

Arti Lambang Ju-Jitsu

Arti Lambang Ju-Jitsu

Sejarah dan perkembangan beladiri Ju-jitsu

Sejarah dan perkembangan beladiri Ju-jitsu
Kalu dilihat dari sejarah perkembangan bela diri di dunia, maka mulanya cara perkelahian yang dilakukan oleh manusia sangat primitif, tidak mengenal aturan sama sekali karena tujuan akhir dari cara berkelahi dari jaman primitif itu adalah mengalahkan lawan dengan segala cara agar lawan dapat dikuasai atau dibunuh. Cara berkelahi ini berangsur-angsur berubah karena pengaruh kebudayaan manusia, letak geografis negara dan kepandaian manusia. Dari tahun ke tahun bentuk perkelahian itu makin lama makin sempurna dan akhirnya mempunyai metode/cara yang teratur dan sistematis untuk dipelajari.
Teknik Jiu-Jitsu, Ju-Jitsu atau Jujutsu sudah ada sejak jaman kuno yaitu sekitar dua abad sebelum Masehi (230 tahun SM). Jadi sangatlah naif jika ada bela diri yang lahirnya jauh sesudah Masehi mengklaim sebagai induk dari Jiu-Jitsu. Teknik Jiu-Jitsu ini dulunya dipakai oleh para Ksatria Jepang (Samurai Warriors).
Berdasarkan catatan literatur kuno di Jepang, teknik bela diri yang tertua adalah SUMO (gulat Jepang). Teknik-teknik membanting dalam Sumo tumbuh dan berkembang bersamaan dengan tumbuhnya teknik membanting Jiu-Jitsu, sebab secara umum teknik bantingan dalam Sumo dipakai juga dalam Jiu-Jitsu.
Saat pemerintahan Kaisar Suinin (230 tahun SM), di Jepang telah ada suatu bentuk pertandingan adu kekuatan fisik dan pemenangnya diberi hadiah. Dalam pertandingan itu telah dipakai teknik membanting dan menghimpit tubuh lawan agar tidak bisa bergerak dengan jalan menindih di atas tubuh lawan (awal dari timbulnya teknik kuncian Jiu-Jitsu)
Pada masa 23 tahun SM, seorang yang bernama “ Morni-no-Sukune ” berhasil membunuh lawannya “ Tayimi-no-Keyaya ” dengan menggunakan teknik cekikan dan tendangan. Selanjutnya teknik bantingan, kuncian, tendangan pukulan, tangkisan berkembang terus dari tahun ke tahun di negeri Jepang. Tetapi saat itu teknik Jiu-Jitsu hanya dipelajari secara tertutup dan fanatik di kalangan masing-masing marga/klan/suku. Kerahasiaan cara belajar teknik Jiu-Jitsu itu baru diketahui untuk dipelajari secara terbuka terbuka pada masa pemerintahan Pangeran Teijun (tahun 850-880 M), dimana saat itu telah mulai dibuka sekolah-sekolah Ju-Jitsu tetapi masih khusus untuk orang-orang Jepang saja.
Pada era Kamakura (1185-1336) muncul sekolah Jiu-Jitsu aliran Daito-Ryu Aiki-Jujutsu, yamg telah mengkombinasikan teknik bela diri tangan kosong dengan teknik menggunakan senjata yaitu “Daito” (pedang yang panjangnya + 39 inchi), didirikan oleh Jenderal Shinra Saboru Yoshimitsu. Kemudian aliran Take-nu-Uchi Ryu oleh Pangeran Toichiro Takeuchi pada tahun 1532. Seorang Jago Pedang (Swordman) paling legendaris, Miyamoto Mushasi (Arake Matemon) menciptakan aliran Yagyu Ryu. Berikutnya aliran Tenjin-Shinyo Ryu didirikan oleh Iso Matemon (aka Mastari Yanani) yang merupakan penggabungan dua aliran Yoshin Ryu dan Shin-no-Shindo Ryu.
Pada sekitar tahun 1300 M dikenal seorang tokoh Jago Jiu-Jitsu bernama Akiyama Shintoki, yang menciptakan teknik-teknik pertarungan yang hebat dan lebih maju dibanding bela diri yang ada di Jepang saat itu sehingga ia berhasil menjagoi pertandingan bela diri yang ada pada saat itu. Karena itu tahun itu dipandang sebagai “Tahun Kebangkitan Jiu-Jitsu “.
Pada Tukugawa era (1603-1867) sampai dengan masa Restorasi Meiji sekitar tahun 1868, Jiu-Jitsu tumbuh dengan pesat di Jepang dan bermunculan sekolah-sekolah Jiu-jitsu baru seperti Sekiguchi Ryu, Shinkage Ryu, Kyushin Ryu dan masih banyak lagi.
Dari tahun ke tahun ke tahun semakin banyak lagi aliran-aliran yang muncul, dan banyak pula pemuda Jepang maupun dari negara lain yang belajar pada beberapa aliran sekaligus sehingga membentuk lagi aliran-aliran baru bahkan melahirkan bela diri baru.
Jigoro Kano setelah berlatih Jiu-Jitsu aliran Tenjin-Shinyo Ryu dan Kito Ryu dia mencipatakan bentuk bela diri baru dengan menghilangkan teknik-teknik yang mematikan dan mengutamakan sport yang diberi nama JUDO. Bela diri Judo menitikberatkan pada inti gerakan membanting dan mengunci.
Pada sekitar tahun 1901 muncul lagi pemuda Jepang berbakat bernama Morehei Uyehiba (Kito Ryu, Daito-Ryu Aiki-Jujutsu dan Shinkage Ryu) yang menciptakan bela diri AIKIDO pada tahun 1925 yang menitikberatkan pada teknik Aiki-jutsu.
Pada waktu yang hampir bersamaan seorang pemuda Korea bernama Yang Shui Choi datang untuk berlatih Jiu-Jitsu di Jepang (aliran Daito-Ryu Aiki-Jujutsu). Kemudian ia pulang ke Korea dan menggabungkan teknik Jiu-Jitsu dengan bela diri asli Korea (Tang So Do) menjadi suatu bela diri baru yaitu HAPKIDO pada tahun 1945.
Selain ketiga bela diri di atas masih banyak lagi bela diri yang lainnya yang juga berasal dari Jiu-Jitsu.

Perkembangan Ju-jitsu di Indonesia

Perkembangan Ju-jitsu di Indonesia
Bela diri Ju-Jitsu khususnya aliran Kyushin Ryu masuk ke Indonesia pada masa pergolakan Perang Dunia II (1942) di bawa oleh seorang tentara Jepang yang bernama “ Ishikawa “. Karena itu Ju-Jitsu Indonesia (IJI) dikenal dengan aliran “ I Kyushin Ryu “.
Ishikawa kemudian mewariskan ilmunya kepada R. Sutopo (Ponorogo) yang kemudian diturunkan kepada kelima muridnya yaitu Drs. Firman Sitompul (Dan X), Drs. Heru Nurcahyo (Dan VII), Drs. Bambang Supriyanto (Dan VI), Irjen Pol DPM Sitompul, SH, MH (Dan V) dan Drs. Heru Winoto (Dan V). Kelima murid inilah yang menjadi cikal bakal tumbuh dan berkembangnya Ju-Jitsu di Indonesia. Sebelum dibentuk organisasi “Institut Ju-Jitsu Indonesia (IJI)”, Ju-Jitsu dikenal dengan sebutan Perkumpulan Bela Diri “Ju-jitsu Bantaran Angin” yang berpusat di Ponorogo (yang sekarang nama BANTAR ANGIN dipakai salah satu nama Club Fighting binaan Institut Ju-jitsu Indonesia yang terkenal dalam mengikuti pertandingan-pertandingan professional seperti TPI FIGHTING, RCTI DUEL, dll). Untuk mengembangkan Ju-Jitsu ke seluruh Indonesia maka kemudian pusat pengembangan Ju-Jitsu dipindahkan ke Jakarta. Di sinilah dibentuk suatu organisasi resmi dan berbadan hukum yang bernama “ Institut Ju-Jitsu Indonesia “ disingkat “ IJI ”, tepatnya tanggal 8 Desember 1981.
Pada tahun itu juga saat diadakan demonstrasi bela diri Ju-Jitsu di Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK) Jakarta, Ju-Jitsu berhasil mendapatkan penghargaan serta pengakuan dari Kedutaan Besar Jepang. Disamping itu Ju-Jitsu Indonesia (IJI) telah tergabung dalam induk organisasi Ju-Jitsu dunia yaitu World Council of Jiu-Jitsu Organization (WCJJO) yang berpusat di London.
Hingga saat ini Institut Ju-Jitsu Indonesia telah melaksanakan pelatihan-pelatihan maupun pendirian Dojo (tempat latihan) di berbagai Kesatuan TNI/POLRI, Instansi Pemerintah/Swasta, Perusahaan dan Lembaga Pendidikan antara lain sebagai berikut :
1.Bekerja sama dengan Markas Besar Kepolisian Republik Indonesia, dengan SKEP KAPOLRI No. Pol : B/3545/IX/1999 : tentang Penggantian Beladiri POLRI dengan Beladiri Ju-Jitsu, untuk memberikan Kepelatihan Beladiri Ju-Jitsu untuk para Perwira, Bintara, dan Tamtama di seluruh POLDA di Indonesia beserta Jajarannya serta di Pusat-pusat Pendidikan Kepolisian.
2.PTIK ( Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian ), POLDA JATENG, POLDA DIY, POLDA JATIM, POLRES dan POLRESTA Malang, POLRES Sidoarjo, POLRES Sumenep, POLRES Ponorogo, POLRES Ngawi, POLWIL Besuki dll.
3.GRUP I, II, III, IV, serta DENMAKO Komando Pasukan Khusus (KOPASSUS) TNI-AD
4.KOSTRAD 328 TNI-AD Cilodong Jawa Barat.
5.PASPAMPRES RI (Pasukan Pengaman Presiden)
6.Pelatihan penggunaan Tonfa (Tongkat T POLRI) antara lain untuk Peragaan Beladiri Tongkat T pada Upacara HUT POLRI ke-57 di Lapangan Terbang Pondok Cabe, PUSDIK GASUM Porong, PUSDIK BRIMOB Watukosek, SECAPA POLRI, POLDA JATIM, POLDA JATENG dan POLRES Sidoarjo.
7.Perusahaan-perusahaan antara lain : PT Pakuwon, PT Tjiwi Kimia, Hotel Santika, BCA Diponegoro, Bank Danamon Pemuda, PT UBS (Untung Bersama Sejahtera), PT Karya Dua Raksa, PT Karya Murni Indocipta, PT Mega Surya Mas dan lain-lain.
8.Di sekolah-sekolah mulai SD, SLTP dan SMU/SMK baik Negeri maupun Swasta
9.Di Perguruan Tinggi Negeri dan Swasta di Indonesia antara lain :
UNAIR Surabaya, ITS Surabaya, UNESA Surabaya, UNIBRAW Malang, UNTAG DKI dan Surabaya, UPN Veteran DKI dan Surabaya, UNTAR DKI, Univ. 45 Surabaya, STIESIA Surabaya, UBAYA Surabaya, UNUD Bali, Papua dan masih banyak lagi yang tidak bisa kami sebutkan satu persatu.

Sejarah Masuknya Ju-Jitsu di Papua

Sejarah Masuknya Ju-Jitsu di Provinsi Papua

Institut Ju-Jitsu Indonesia mulai masuk di Jayapura pada 11 Januari 2011 dirintis oleh Basuki Styono (Kyu 2) dari TNI-AD Kodam XVII/Cenderawasih kelahiran Kediri dan Sugiatno (Kyu 2) dari TNI-AL Lantamal X kelahiran DKI Jakarta.
Dojo pertama dibuka adalah Dojo Lantamal X - Porasko - Jayapura dengan jumlah 10 jujitsan, dengan bimbingan para Dewan Pelatih semua diantaranya Bpk. Dedy Triharjanto, Bpk.Kahar, Bpk. Waluyo, Bpk. Nurhadi, Bpk. Lasminto, dan masih banyak para senior-senior semua pada akhirnya selang beberapa bulan Maret 2011 mulai menyebar dengan membuka Dojo SMP Kartika VI-1 dan Dojo SMU Negeri 4 Jayapura dengan jumlah jujitsan kurang lebih 30 anak dan pada bulan April 20011 SMU Negeri 1 dan SMP Kristus Raja resmi dibuka dojo.
Selang beberapa bulan Ju-Jitsu Papua memperoleh tantangan dari Dewan Guru Besar dan Ketua Umum Pengurus Pusat IJI sekaligus kehormatan untuk mengikuti Kejuaraan Nasional Perebutan Piala Bergilir Wakil Presiden yang akan diselenggarakan pada Tanggal 15 - 18 Desember 2011 dengan jumlah kontingen 5 orang antara lain :
1. Basuki Styono ( Kyu 1 )
2. Sugiatno ( Kyu 2 )
3. Ahmadi ( Kyu 3 )
4. Yuki .A ( Kyu 3 )
5. Rovita ( Kyu 3 )
Dengan jumlah kontingen yang minim Alqamdulillah Papua berhasil membawa Mendali Juara 3 Komite Putra Kelas D dan Piala Juara Putra Terbaik se-Indonesia yang dihadiri 16 Provinsi seluruh Indonesia.
Setelah pulang dari Kejurnas Ju-Jitsu Papua menerima tamu Kehormatan Dewan Pelatih Prov. DKI Jakarta Bpk.Harianto (DAN 3)untuk tatap muka serta berlatih bersama dengan anggota Jujitsan dari Prov.Papua dan pada tanggal 20 Januari 2012 lahir dojo baru SMA Taruna Bakti-Waena disusul tanggal 24 Januari 2012 dojo SMK Negeri 1 Jayapura telah terbuka juga...( bersambung )

Ujian Gel.1



Ujian gelombang pertama dilaksanakan pada bulan Mei 2011 diPantai Hamadi mulai pukul 08.00wit s.d selesai dengan semangat Bosido kita sukseskan penyebaran beladiri Ju - Jitsu diTanah Papua.

Sumpah & Semboyan

Sumpah Ju-Jitsu
1. Bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
2. Taat kepada orang tua
3. Sanggup menjaga nama baik Ju-Jitsu
4. Bersikap ksatria dan jujur
5. Taat pada pelatih

Semboyan Ju-Jitsu
1. Berlatih Ju-Jitsu demi kemanusiaan
2. Tidak boleh sombong
3. Melindungi yang lemah berdiri di pihak yang benar
4. Ju-Jitsu digunakan hanya dalam keadaan terpaksa
5. Dalam latihan tidak ada tawa dan tangis

Tata tertip latihan

TATA TERTIB LATIHAN DAN KETENTUAN UJIAN
1. Anggota Ju-Jitsu dilarang melanggar Sumpah dan Semboyan Ju-Jitsu.
2. Anggota Ju-Jitsu wajib menaati aturan Ju-Jitsu baik yang tertulis maupun tak tertulis.
3. Anggota Ju-Jitsu dilarang melakukan perbuatan-perbuatan yang dapat merugikan nama baik dan kepentingan Ju-jitsu IJI.
4. Anggota Ju-Jitsu dilarang mengajarkan teknik-teknik dan teori Ju-Jitsu kepada perkumpulan/beladiri lain.
5. Anggota Ju-Jitsu dilarang melakukan perbuatan yang melanggar hukum.
6. Setiap Anggota diwajibkan berlatih pada hari-hari yang telah ditentukan, sesuai dengan Jadwal Latihan.
7. Sepuluh menit sebelum jam latihan dimulai, Anggota dan Pelatih harus sudah berada di tempat latihan.
8. Pergantian pakaian di kamar pakaian serta tidak diperkenankan memakai sandal/sepatu, dan tidak diperkenankan memanjangkan kuku.
9. Tidak diperkenankan berlatih sendiri sebelum Pelatih membuka latihan, untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.
10. Sebelum latihan dimulai, perhiasan gelang, kalung dan cincin serta barang-barang berharga tidak diperkenankan dipakai. Barang-barang tersebut supaya disimpan ditempat yang aman.
11. Setiap Anggota wajib memakai Sabuk sesuai dengan tingkatannya dan hanya diperkenankan memakai Badge Ju – Jitsu dan World Council Of Ju – Jitsu Organizations yang resmi.
12. Setiap masuk dan keluar latihan harap memberi hormat.
13. Selama latihan, Anggota wajib patuh kepada Pelatih dengan berlatih sungguh-sungguh dan tidak diijinkan bersendau gurau, makan – makanan, merokok.
14. Tidak diperkenankan meninggalkan tempat latihan atau berhenti berlatih, tanpa seijin Pelatih.
15. Selama latihan, Pelatih bertanggung jawab penuh atas keselamatan Anggota, serta tidak diperkenankan memberi latihan di luar kemampuan fisik Anggota.
16. Wajib membayar uang ujian.
17. Latihan dipimpin oleh Pelatih.

Syarat-syarat pendaftaran calon anggota jujitsan

Syarat-syarat pendaftaran anggota baru yaitu sebagai berikut :
1. Berakal sehat
2. Berbadan sehat, berkelakuan baik, & tidak terlibat organisasi terlarang
3. Mengumpulkan foto ukuran : 3 x 4 = 1 lembar
4. Mengisi formulir pendaftaran anggota baru dan rekomendasi orang tua.
5. Sanggup menaati dan melaksanakan ketentuan serta aturan yang berlaku di Institut Ju-jitsu Indonesia

Clup Ju-Jitsu Papua

Arti Lambang Clup
Logo Institut Ju-Jitsu Indonesia yang berarti induk dari Beladiri Ju-Jitsu Indonesia yang terpusat di DKI Jakarta.

Gambar Burung Cenderawasih yang berarti cirikhas Provinsi Papua dan siap terbang menggapai prestasi setinggi langit serta beladiri

Institut Ju-Jitsu Indonesia bukanlah beladiri khusus untuk kalangan tertentu tetapi seluruh Indonesia atau seluruh dunia boleh menggali ilmu Ju-Jitsu sedalam - dalamnya tidak tergantung usia tua, muda, pria, wanita semua boleh tanpa terkecuali.

Wajah Jujitsan Gel. Pertama


Jujitsan angkatan pertama dengan Dojo masing-masing...